Hai teman..!!!
Sebenarnya bingung mau nulis apaan soalnya baru update puisi dan sekarang karena kejar target buat ngepost yang lebih banyak untuk tahun ini makanya sekarang mau curhat tentang lalulintas di Medan aja karena sekarang lagi tinggal di Medan.
Sebenarnya bukannya mau ngehina Kota sendiri, siapa sih yang gk sayang sama Kotanya sendiri tapi kota ini mengecewakanku justru aku lebih menyukai Kota Yogyakarta tentang lalulintasnya terutama. masih jelas ditelingaku Guru SMPku bilang kalau ekonomi suatu daerah ditentukan oleh pembangunan jalan yang yang baik. karena akan mempermudah segala akases. ini sangat berbeda dengan yang ku harapkan setidaknya melencenglah 180 derajat #kebanyakan ya?? tapi emang benar sih.
Pnatas gk sih bandingin kota Jogja dengan kota Medan? atau kota Padang dengan Kota Medan? menurutku pasntes-pantes aja dan sah-sah aja soalnya masih dalam wilayah yang sama yaitu dalam satu kesatuan NKRI. yang gak pantas itu kalau bandingin Kota Medan dengan Kota yang berada dinegara lain.
kelamaan ya argumennya hahahaa
Selama tinggal di Jogja, ini pengalaman sewaktu S1 sih.. selalu merasa betah disana kecuali setelah lulus karena memang sudh seharusnya pulang kampung dan memang harusnya begitu. merasa senang karena bisa lebih dekat dengan orang tua. hidup di Jogja tidak hanya orang-orangnya yang ramah atau banyak tempat-tempat wisata yang tidak layak untuk di lewatkan tapi juga laulintasnya yang teratur. enaknya di jogja karena ada Bis Trans Jogja yang menyuguhkan kenyamanan bagi penumpangnya walaupun kadang temanku bilang kalo liat orang yang naik bus gk pernah senyum tapi beda ma kami naik bus Trans Jogja itu serasa naik Bus di Korea selatan tau aja di Kosel itu masyarakat sering naik Bus dan kami adalah penggemar Drama Korea so, menikmati aja. heheee.. begitu menyenagkan menikmati semua perjlanan ditambah lagi ongkos yang murah dan bagi yang punya kartu dapet potongan lagi.. pas waktu itu ongkos masih Rp. 3.000,- (2008-20012) itu masa aku kuliah gk tau sekarang, tapi yang pasti kemanapun pergi jauh deket tetep aja sama ongkosnya yang pasti itu full ac tanpa asap rokok sehat bukan..!!??
Itu pengalaman waktu di jogja semua perjalanan terasa menyenangkan ditambah lagi jalanya muluss gk ada bolong-bolongnya kayak gigi heheee yang pasti tidak pernah banjir..
Sekarang sudah mau dua tahun tinggal di Medan. pertama menginjakkan kaki disini rasanya pasti seneng bingitsss kalo kata anak sekarang.. karena merupakan kota asal sendiri. Prediksi sidah pasti ada tapi aku tidak menyadari bahwa prediksi itu melampaui yang aku banyangkan hingga takkan sanggup untuk membayangkan yang terjadi disini bahkan air mata sempat menetes karena kondisi yang begitu complex. Memang terlalu mendramatisir tapi kenyataan itu telah ada dan benar terjadi yang ada hanyanya setiap kali melihat kondisi lalulintas ditambah lagi dengan pemerintahan yang baru saat ini dengan dinaikkannya BBM. sebenarnya aku tidak menyalahkan pemerintah dengan kenaikan tersebut karena aku tau mereka lebih tau apa yang terbaik bagi bangsa ini dan sangat mustahil jika mereka menjerumuskan Negara ini masuk kedalam jurang yang paling dalam.
Cukup untuk itu kita ke intinya ya..
Sebenarnya tapi memang bener sih aku bangga ko jadi orang Medan tidak masudku bagian dari provinsi ini karena aku tidak lahir di kota Medan melainkan masih di pelosok yaitu Kabupaten Mandailing Natal. tempat dimana selalu telat akan informasi dan yang pasti daerah yang selalu dianggap masyarakat bodoh, tidak berpendidikan oleh aparat negara eh., salah deh Oknum yang memiliki sedikit jabatan gk tau pikun atau lupa atau tidak tahu atau udah tau tapi pura-pura tidak tahu tentang bagaimana seharusnya memberikan layanan terhadap masyarakat. "ya sudahlah" kata bondan prakoso emang Negri kita ini sudah keren kayak gini ya nerima aja.
Medan itu pas datang aja udah di ancem dengan jargon khasnya "INI MEDAN BUNG" hahaha.... ternyata memang begitulah kehidupan disini. berbeda dengan Jogja yang ramah tamah selalu mendahulukan yang lebih penting seperti pejalan kaki atau Ambulance bahkan mobil Pemadam Kebakaran. berbeda jauh disini bahakan kita sudah dipinggir atau berada di trotoar yang khusus pejalan kakipun masih aja di marahin sama pengendara mobil ataupun kerenta apalagi kalu supir angkot. jangan heran kalau kebun binatang sering pindah kejalan Raya karena rasa Toleransi dan sabar untuk 5 menit saja tidak dimiliki oleh pengendara disini. untuk pengalanmku seperti sopir angkot bahkan mereka takkan berhenti walaupun sudah ada Lampu merah. ditambah lagi sopir angkot yang ugal-ugalan tanpa mementingkan penumpangnya dan ongkos yang makin mencekik dan menguras kantong.
Jalan didalam kota yang Berloba-lobang sampe sampe kalo pulang dari padang pernah dibilang i
ni udah Sumatera utara ya.? pantes jalannya jelek.. malunya tuh... anpe sopir luar kota medan aja tau kalo memang SUMUT terkenal dengan jalan bolong-bolongnya. Setiap kali melangkahkan kaki untuk menaiki angkot harus sabar-sabar aja dan saran saya bagi ibu hamil hendaknya jangan naik angkot takunya itu terjadi pendarahan karena sopir angkot yang ugal-ugalan tanpa mementingkan penumpangnya. sempat dengar sopirnya ngomong "kalu maunyaman ya jangan naik angkot!" maksudnya apa coba!! padahal aku sama penumpang lain hampir kejedot dan jatuh dari kursi duduknya karena sopir yang ugal-ugalan ditegur malah ngomong gitu sedih banget dengernya. Apa dia gk tau ya kalau penghasilannya berdasarkan jumlah penumpang yang ada di kota Medan ini.
Itu adalah sebahagian kecil masalah yang terjadi di Kota medan ini belum lagi macetnya. Makanya, harus terus siap sedia teh Botol karena akan makan hati terussssss. Karena ketidakpatuhan terhadap laulintas maka timbullah kemacetan yang tidak berarti maksudnya macet yang tidak seharusnya. apsalahnya sih patuh sama rambu lalu lintas toh cuman nunggu beberapa menit saja bisa lewat dibandingkan melanggar rambu lalu lintas yang akan membuat kemacetan hingga berjam-jam ini bahkan memperburuk keadaan dan kebun binatang pindah lagi deh kejalan raya. hahaaa...
Pernah menyalahkan polisi kemana mereka saat macet kayak gini udah tau perempatan dan jam-jam macet seharusnya lalu linta diatur dengan baik kata sopir angkotnya sih pak polisinya mana peduli tapi dari yang kulihat selama 1 tahun lebih ini bukan pak polisinya yang tidak mau mengatur Lalu Lintas tapi masyarakat yang berkendara inilah yang tidak mau diatur. bahkan polisipun jadi malas liatnya karena diatur sama tidak diatur sama saja hanya sebagian orang yang peduli dan lebih banyak yang tidak. Sempat melihat bapak tua yang sangat mulia tanpa diupah mau mengatur jalannya lalulintas untuk menghindari kemacetan bahkan kecelakaan laulintas tapi apa yang terjadi sedikitpun tak ada penghargaan baginya masih aja ada orang yang tidak mau diatur memang sih perempatan itu tidak ada rambu lalulintas makanya kasihan liat bapak tua yang ikhlas mengatur jalannan tapi malah kurang dihargai.
"INI MEDAN BUNG" jan yanrgon ini memang cocok untuk Medan. Bagaimanapun kondisinya mau kebun binatang pindah temapat atau becek yang selutut bahkan pejalan kaki yang dimarahi, ongkos yang kurang dari penumpang atau sopir angkot yang Lebay menaikan ongkos tapi Ini Medan Bung maklum aja lah.. karena ini Medan. dan inilah ibu kota dari provinsi yang aku tinggali.
INI MEDAN BUNG
Hahaha, itu siapa yang bilang yang naik trans itu selalu cemberut?
BalasHapussitu yang bilang cingu
BalasHapus