Entah darimana dimulai cerita ini, semua tiba-tiba menjadi gelap seperti ruang kosong yang tak berpenghuni, terus berjalan tapi aku sama sekali tak bisa menemukan ujungya. Sekuat tenaga aku berteriak bahakan menjerit semua hanya sia-sia karena semua sudah gelap, bahakan aku sendiripun sudah tidak tahu sebenarnya dimana dan kemana arah tujuan perjalanan ini.
Berharap ini adalah mimpi tapi ini memang nyata. mimpi yang paling buruk dalam hidupku telah menjadi kenyataan. karena kepergian AYAH Sang Kesatria Jiwa semua menjadi goyah. Gedung kepercayaan diri yang sudah kubangun selama ini kini telah rapuh dan tak bisa dibangun lagi. Cinta pertama dalam hidupku telah meninggalkanku untuk selamnya. Sekarang aku hanya hidup bagai syair lagu yang tak berirama, benar-benar hampa.
Setiap langkah yang kubuat hanyalah untuk membahagiakan mereka, tapi kini semua menjadi terasa kurang karena sudah tidak sama lagi. senyum yang dulu kulihat, sudah gelap dan tidak terasa lagi. Sekarang semua sudah hilang, separuh jiwa telah terbakar hangus, dan debu terbang dibawa angin hingga tidak adalagi yang tersisa.
Setiap langkah kaki diikuti oleh bayangannya. Ayah, bisakah aku kuat menjlani hidup ini? Sendiri menerjang Badai Angin? Tapi badanku remuk, tak sanggup menahan terjangan angin. Aku sepertinya akan terbang bersama angin, tanpa tahu kemana badan ini akan terlempar.
Ayah, Bisakah kamu mendengar setiap jeritan hatiku? Aku sungguh merindukan mu, setiap sholatku selalu kusisipkan namamu, berharap kita bisa bertemu di taman terindah yaitu Surga.
Alhamdulillah akhirnya bisa menyelesaikan ini. sudah beribu purnama baru selesai, karena saat mengetik ini airmata terus bercucuran. jadi tak sanggup untuk menyelesaikannya. dan sekarang sudah lebih menerima keadaan dan mulai bangkit untuk meniti karir.
Semoga buat kalian yang disana jangan pernah mengubur mimpimu, kamu harus semangat karena mimpimu adalah mimpi orangtuamu juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar